Langsung ke konten utama

Pelestarian Bahan Pustaka


Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

A.    Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka
            Di lingkungan perpustakaan, arsip dan museum belum ada kesepakatan dalam menafsirkan istilah pelestarian (preservation). Perbedaan ini dapat dilihat dalam beberapa buku yang membahas berbagai definisi mengenai pelestarian atau preservasi. Dalam The Principles for The Preservation and Conservation of Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau dan D.W.G. Clements, preservasi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan keuangan, cara penyimpanan, tenaga, teknik dan metode untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik bahan pustaka. Sedangkan definisi lain menurut Introduction to Conservation, terbitan UNESCO tahun 1979 disebutkan bahwa istilah preservasi berarti penanganan yang berhubungan langsung dengan benda, kerusakan oleh karena udara lembab, faktor kimiawi, serangan dari mikroorganisme yang harus dihentikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut (Perpustakaan Nasional, 1995:2).
Menurut Hazen sebagaimana dikutip oleh Gardjito (1991:91), istilah pelestarian meliputi 3 ragam kegiatan, yaitu:
  1. Kegiatan-kegatan yang ditujukan untuk mengontrol lingkungan perpustakaan agar dapat memenuhi syarat-syarat pelestarian bahan-bahan pustaka yang tersimpan di dalamnya
  2. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperpanjang umur bahan pustaka, misalnya dengan cara deasidifikasi, restorasi, atau penjilidan ulang
  3. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengalihkan isi informasi dari satu bentuk format atau matrik ke bentuk lain. Setiap kegiatan menurut kategori-kategori tersebut itu tentu saja masih dapat dikembangkan lagi ke dalam berbagai aktivitas lain yang lebih khusus dan rinci.
Beberapa istilah terkait pelestarian menurut IFLA( International Federation of Library Association ) :
a) Pelestarian (preservation) IFLA ( International Federation of Library Association
Federasi Internasional dari Asosiasi-asosiasi Perpustakaan) mendefinisikan  preservasi sebagai aspek-aspek yang mencakup usaha melestarikan bahan  pustaka, keuangan, ketenagaan, metode, teknik, serta penyimpanannya. Adapun dalam kamus Inggris-Indonesia (John M.Echols & Hassan Sadily), preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan. Sedangkan dalam buku the Principles for the Preservation and Conservation of Library Materials yang disusun oleh J.M. Dureau & D.W.G. Clements,  preservasi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup unsur-unsur  pengelolaan, keuangan, cara penyimpanan, tenaga, teknik dan metoda untuk melestarikan informasi dan bentuk fisik bahan pustaka.
b) Pengawetan/Konservasi (conservation)
Kebijaksanaan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi BP (IFLA). Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols danHassan Sadily, konservasi berarti perlindungan dan pengawetan. Sedangkan menurut J.M. Dureau & D.W.G. Clements konservasi adalah teknik yang dipakai utnuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran. 

The American Heritage Dictionary mendefinisikan preservasi sebagai usaha untuk melindungi dari segala macam kerusakan, resiko dan bahaya lainnya, menjaga agar tetap utuh dan menyiapkan sesuatu untuk melindungi dari kehancuran. Sedangkan pengertian pelestarian bahan pustaka yang dikemukakan oleh International of Federation Library Association (IFLA) dan ditetapkan sebagai pedoman pelestarian oleh Perpustakaan Nasional Indonesia, mencakup 3 aspek, yaitu:
  1. Semua aspek usaha untuk melestarikan bahan-bahan, cara-cara untuk pengelolaan, keuangan, sumberdaya manusia pelaksananya, metode, dan teknik-teknik penyimpanan bahan-bahan pustaka
  2. Semua kebijakan dan kegiatan yang bersangkutan dengan pengawetan atau konservasi, yaitu cara-cara khusus untuk melindungi bahan-bahan pustaka demi kelestarian bahan-bahan pustaka tersebut
  3. Semua langkah untuk mempertimbangkan dan melaksanakan pemugaran atau restorasi, yaitu cara-cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan-bahan pustaka yang rusak (Soedarsono, 1989) dan Sulistyo Basuki (1991).
Lebih lanjut dinyatakan oleh Sudarsono (1989) dan Sulistyo-Basuki (1991), bahwa salah satu cara pelestarian bahan-bahan pustaka itu adalah juga dengan cara mengalihkan bentuknya, dari bentuk media yang satu ke bentuk media yang lain untuk keperluan masa kini maupun mendatang. Kalaupun tidak mungkin dikerjakan demikian, haruslah diupayakan dengan berbagai cara agar bahan-bahan itu tetap dapat didayagunakan secara optimal.
Meskipun terdapat berbagai perbedaan dalam mendefinisikan istilah pelestarian, namun dapat kita tarik suatu benang merah dari keseluruhan definisi yang ada, yaitu pada dasarnya inti pelestarian bahan pustaka yaitu untuk melestarikan kandungan informasi (intelektual) maupun fisik asli suatu koleksi. Pelestarian fisik biasanya dilakukan dalam rangka menghemat tempat, dan juga untuk menyelamatkan fisik asli dokumen dari seringnya penggunaan yang tinggi oleh pengguna dengan cara mengalihkan bentuknya. Sedangkan pelestarian kandungan informasi biasanya dilakukan untuk bahan pustaka yang mempunyai nilai khusus, misalnya nilai sejarah, nilai keindahan, nilai ekonomis, dan juga karena sifatnya yang langka.
Pelestarian bahan pustaka merupakan salah satu hal penting bagi keberadaan perpustakaan selain pengadaan, pengolahan, dan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Keberadaan bahan pustaka yang patut dilestarikan merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan selain ruangan atau gedung, peralatan/perabot, tenaga, dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik (Martoatmodjo, 1993:1).
Sedangkan konservasi adalah teknik yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dan arsip dari kerusakan dan kehancuran (Dureau and Clements, 1990:2). Selain itu konservasi mempunyai arti lain yang lebih luas. Konservasi dalam Perpustakan adalah perencanaan program secara sistematis yang dapat dikembangkan untuk menangani koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai (Perpustakaan Nasional, 1995:2).
Prinsip-prinsip sebagaimana tercantum dalam ”Introduction to Conservation” terbitan UNESCO tahun 1979, menjelaskan bahwa ada beberapa tingkatan dalam kegiatan konservasi, yaitu prevention of deterioration, preservation, consolidation, restoration, dan reproduction, yang masing-masing dapat diterjemahkan sebagai berikut:
  • ”Prevention of deterioration” yaitu tindakan preventif untuk melindungi benda budaya termasuk bahan pustaka dengan mengendalikan kondisi lingkungan, melindungi dari faktor perusak lainnya termasuk salah penanganan.
  • Preservation” yaitu penanganan yang berhubungan langsung dengan benda. Kerusakan oleh karena udara lembab, faktor kimiawi, serangga dan mikroorganisme harus dihentikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Consolidation” yaitu memperkuat benda yang sudah rapuh dengan jalan memberi perekat atau bahan penguat lainnya.
  • Restoration” yaitu memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan jalan menambal, menyambung, meperbaiki jilidan yang rusak dan mengganti bagian yang hilang agar bentuknya mendekati keadaan semula.
  • Reproduction” yaitu membuat ganda dari benda asli, termasuk membuat mikrofilm, mikrofis, foto repro dan fotokopi.
Selain itu Wendy Smith dari The National Library of Australia membuat definisi yang lebih sederhana mengenai konservasi, yaitu kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan dan perbaikan bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kata preservasi dan konservasi sebenarnya masih rancu. Namun demikian kita anggap saja kedua kata ini mempunyai arti yang sama yaitu pelestarian, yang selanjutnya pelestarian ini mencakup kegiatan pemeliharaan, perawatan, pengawetan, perbaikan dan reproduksi (Perpustakaan Nasional RI, 1992:3).

B.     Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka
Tujuan dari pelestarian bahan pustaka ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat rusak, Sedangkan tujuan peletarian bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Menyelamatkan nilai informasi dokumen
2.      Menyelamatkan fisik dokumen
3.      Mengatasi kendala kekurangan ruang
4.      Mempercepat perolehan informasi

C.     Fungsi Pelestarian
Pelestarian bahan pustaka memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi melindungi, Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur,  panas dan sebagainya.
2.  Fungsi pengawetan. Dengan dirawat baik-baik bahan pustaka menjadi awet,lebih lama dipakai dan lebih banyak pembaca menggunakan bahan pustaka tersebut.
3.  Fungsi kesehatan. Dengan pelestarian yang baik maka bahan pustaka menjadi bersih, bebas debu, jamur, hewan perusak dan berbagai penyakit, sehingga  pembaca maupun pustakawan jadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
4.   Fungsi pendidikan. Mendidik  pemakai serta pustakawan untuk berdisplin tinggi dan menghargai kebersihan.
5.   Fungsi kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua. Jadi harus sabar, merawat bahan pustaka memerlukan kesabaran tingkat tinggi
6.   Fungsi sosial. Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan.
7.  Fungsi ekonomi.Dengan pelestarian yang baik bahan pustaka menjadi lebih awet,lebih hemat keuangan dan banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka
8.  Fungsi keindahan. Dengan pelestarian yang baik,dan penataan bahan pustaka yang rapi perpustakaan menjadi lebih indah sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Story Telling

Pengaruh Kegiatan Story Telling Terhadap Pertumbuhan Minat Baca di TK Raudhatul Athfal Perwanida 3 Palembang         Disusun Oleh: Netty Cayati (1730403060) Dosen Pengampu : Rani Kurnia Vlora, S.IP; M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2018 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/ pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesada...

Makalah Katalog

Penggunaan Katalog Manual Dalam Proses Temu Kembali Informasi Pemustaka Di Yayasan Nurul Iman Sekip Jaya, Palembang Oleh Nama                         :   Netty Cayati Nim                :   (17 30403060 ) Kela                :   17 Pus B Mata Kuliah Pengkatalogan Buku Dan Non Buku Dosen Pengampu Rani Kurnia V lora, S.IP, M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2018      I.           PENDAHULUAN ABSTRAK K atalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskripti...

semangat

Jalani hidup ini dengan menerima apa yang telah di tentukan dari yang Maha Kuasa. Tak perlu banyak mengeluh