Penggunaan
Katalog Manual Dalam Proses Temu Kembali Informasi Pemustaka Di Yayasan Nurul
Iman Sekip Jaya, Palembang
Oleh
Nama : Netty Cayati
Nim :
(1730403060)
Kela : 17 Pus B
Mata Kuliah
Pengkatalogan Buku Dan
Non Buku
Dosen Pengampu
Rani Kurnia Vlora, S.IP, M.A
PROGRAM STUDI ILMU
PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN
HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2018
I.
PENDAHULUAN
ABSTRAK
Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan
bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai
pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan
dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi entri dari suatu
katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai berbagai hal, seperti
pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pada suatu
katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan
pustaka. Makalah kali ini bertujuan untuk membahas keberadaan dan penggunaan
katalog di Yayasan Nurul Iman Palembang, dimana yang jadi permasalahannya
adalah (1) Bagaimana sistem penggunaan katalog di Yayasan Nurul Iman (2)
Bagaimana perkembangan katalog di perpustakaan Yayasan Nurul Iman Palembang (3)
Bagaimana kendala penggunaan katalog di Yayasan Nurul Iman Palembang.
Metode
pengumpulan data dalam penulisan makalah ini ialah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Dalam hal ini, yang menjadi informan adalah Kepala Perpustakaan Yayasan
Nurul Iman Palembang dan staf pengelola bahan pustaka baik pengelola bahan
pustaka tercetak maupun non cetak.
Dalam makalah ini dapat di simpulkan Bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari
perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online) muncul,
telah dikenal berbagai bentuk katalog
perpustakaan yaitu: (1) katalog kartu (2) katalog berkas (3) katalog buku (4)
Katalog COM (Computer Output Microform) (5) Katalog komputer terpasang (online
computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC).
Sejarah
Perpustakaan SMP Nurul Iman Palembang
Awal mula sekolah ini tidak mempunyai
perpustakaan baik itu perpustakaan SMP maupun SMA. Namun hanya ada perpustakaan
SD pada tahun 2000an, ditahun 2000an itu Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini
banyak menerima buku Cerita, kalau buku paket itu di pinjamkan, sedangkan buku
cerita ini banyak. Buku itu di dapatkan dari Diknas karena pihak sekolah dalam hal
ini Kepala Sekolah harus Aktif “Menanyakan apakah ada buku di perpustakaan?”. Nah,
dari situlah maka perpustakaan
ini dapat bantuan buku
tersebut. Nah dari buku-buku tersebutlah dibuat perpustakaan Madrasah Tsanawiyah
yang dikelola oleh TU karena dia yang berada diruang itu. Dan kemudian Madrasah
dilebur menjadi SD.
Setelah tahun 2000an
barulah sadar bahwa perpustakaan itu penting, maka di dari itu
didirikanlah/disatukan perpustakaan dari perpustakaan Madrasah Tsanawiyah
menjadi Perpustakaan Yayasan Nurul Iman. Digabungnya perpustakaan ini maka
haruslah ada petugas khusus jadi guru yang untuk menjaga dan mengelola
perpustakaan yaitu bapak Ali Nurdin sampai pensiun tahun 2000an, setelah
2001-2002 kepala pengelola perpustakaannya pensiun digantilah ibu Nurhani As
yang juga kepala sekolah.
Namun pada masa ibu Nurhani ini yang
menjabat, guru-guru dilarang untuk masuk ke dalam perpustakaan alasannya karena
masalah pribadi, mungkin dianggapnya cuma jadi tempat mengobrol saja dan di
sangkanya guru tidak mengajar, padahalkan ada jam kosong. sehingga terlihat
perpustakaan ini hanya untuk anak-anak. Jadi guru-guru merasa tidak enak untuk
masuk kedalam karena larangan tadi.
Jadi tahun 2005 Ibu Darmawati diangkat
menjadi kepala perpustakaan, sejak saat itulah ibu Darma menjabat menjadi
kepala perpustakaan di perpustakaan Yayasan Nurul Iman yang lebih tepatnya
perpustakaan SMP Nurul Iman. Perpustakaan ini awal letaknya dilantai 1 sebelum
ibu Darma menjabat, namun
setelahnya pindah ke lantai 2.
Ibu ini sebenarnya bukan dari jurusan
ilmu perpustakaan, namun tekad ibu ini untuk belajar sangatlah kuat. Ia belajar
autodidak, bertanya dan
mengikuti seminar atau pelatihan-pelatihan. Dari pelatihan-pelatihan
tersebutlah ibu Darma
dapat memperoleh format buku, cara mengklasifikasian, perawatan buku, dll. Ibu Darma juga sering mengunjungi
perpustakaan daerah untuk melihat sendiri bagaimana cara pengelolaan buku yang
ada disana. Semua dilakukan untuk penigkatan akreditasi
sekolah. [1]
A.
Latar Belakang
Penggunaan katalog sangatlah banyak manfaatnya bagi pengguna. Katalog
merupakan wakil dari bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan, maka
katalog dapat memberikan informasi mengenai bahan pustaka tersebut. Katalog
juga dapat mempercepat dan mempermudah kegiatan penelusuran informasi terhadap
bahan pustaka. Selain katalog manual (kartu), katalog juga terdapat dalam
bentuk on line (elektronik). Kedua jenis katalog ini mempunyai keunggulan dan
kelemahannya masing-masing. Hal inilah yang menarik kami untuk mengetahui lebih
jauh mengenai katalog tersebut dengan membuat makalah yang berjudul ” Penggunaan
Katalog Manual dalam Proses Temu kembali Informasi Pemustaka di Yayasan Nurul
Iman”.
Sistem temubalik informasi di
perpustakaan merupakan unsur yang sangat
penting. Tanpa sistem temu-balik,
pengguna akan mengalami kesulitan mengakses sumber daya informasi yang tersedia
di perpustakaan. Sebaliknya, perpustakaan akan mengalami kesulitan untuk
mengkomunikasikan sumber daya informasi yang tersedia kepada pengguna, bila
sistem temu-balik yang memadai tidak tersedia.Salah satu sistem temu-balik yang
umum dikenal di perpustakaan ialah katalog perpustakaan. Melalui katalog
perpustakaan, pengguna dapat melakukan akses ke koleksi suatu perpustakaan.
Perpustakaan menginformasikan keadaan sumber daya koleksi yang dimilikinya
kepada pengguna, melalui katalognya.Katalog perpustakaan dari masa-kemasa telah
mengalami inovasi. Inovasi terhadap katalog perpustakaan ditujukan untuk
memberi kemudahan kepada pengguna perpustakaan dalam menemu-balikkan bahan
pustaka yang diinginkannya dari perpustakaan. Katalog juga memungkinkan
pengguna untuk mengetahui di mana suatu bahan pustaka bisa ditemukan. Dengan
demikian, katalog adalah suatu sarana untuk menemubalikkan suatu bahan pustaka
dari koleksi suatu perpustakaan. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagi penulis
maupun para pembaca.
B.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang ditemukan dan yang diangkat dalam penulisan
ini, antara lain :
1.
Bagaimana sistem penggunaan katalog di Yayasan Nurul Iman?
2.
Bagaimana perkembangan katalog di Perpustakaan Yayasan Nurul Iman
Palembang?
3.
Bagaimana kendala penggunaan katalog di Yayasan Nurul Iman Palembang
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1.
Untuk
Mengetahui penggunaan katalog di Yayasan Nurul Iman
2.
Umtuk
Mengetahui perkembangan katalog di Pepustakaan Yayasan Nurul Iman Palembang?
3.
Untuk
mengetahui kendala penggunaan katalog di yayasan nurul iman Palembang?
D. Metode Penelitian
1.
Jenis
Data dan sumber data
a. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
·
Data Primer
Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh
melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sample dalam
penelitian.Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data yang berkenaan
dan langsung berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian.
·
Data Sekunder
Data Sekuder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen lain.[2]
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini akan didapat langsung dari pengamatan
dilapangan dan literatur yang sesuai. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan
interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun
sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di
lapangan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan.
2.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini di fokuskan kepada kepala Perpustakaan Yayasan
Nurul Iman, pustakawan atau staf bagian sirkulasi yang mengetahui bagaimana
jalannya kegiatan pengolahan dan temu balik informasi, serta pengguna yang
merasakan langsung manfaat dari katalog perpustakaan tersebut. Serta Pemustaka.[3]
3.
Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan lansung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya
mengumpulkan data penelitian.Metode ini digunakan untuk mengamati aktivitas pengunjung
Perpustakaan SMP Nurul Iman Sekip.
b.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
dan sebagainya.[4]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah pengunjung Perpustakaan Yayasan Nurul
Iman Sekip.
c.
Wawancara
Suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara
verbal. Hubungan antara pewawancara dan yang diwawancarai bersifat sementara
yaitu berlansung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri.[5]
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Katalog Manual
Gates menyatakan bahwa, katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang
sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan
informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk
fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang
menjadi entri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai
berbagai hal, seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, pada suatu katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis dari
suatu dokumen atau bahan pustaka.
Menurut Sulistyo Basuki, katalog manual terdiri dari tiga jenis yaitu
katalog kartu, katalog buku, dan katalog berkas. Berikut adalah pengertian dari
masing-masing katalog manual tersebut.
Katalog
kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografinya
dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu disusun secara
sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak digunakan pada
berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini.
Katalog buku adalah katalog tercetak atau katalog buku berbasis cetakan
komputer. Pada katalog buku terdapat sejumlah entri yang tercetak pada setiap
halaman. Dengan demikian katalog bentuk buku dapat dicetak sesuai dengan
kebutuhan.
Katalog berkas adalah kumpulan kertas atau kartu dalam bentuk selembar
kertas berukuran 7.5 x 12.5 cm atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi
data katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid.
Pada bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung.
Setiap berkas dapat membuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah
terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.[6]
B.
Penggunaan
Katalog Manual Di Perpustakaan Yayasan Nurul Iman
Menurut hasil observasi kami yang mewawancarai pustakawan di Yayasan
Nurul Iman Palembang yaitu ibu Darmawati, S.Sos. beliau mengatakan bahwa
katalog di perpustakaan tersebut masih ada dan tersimpan rapi di laci
penyimpanan katalog. Akan tetapi penggunaan katalog di Perpustakaan Yayasan
Nurul Iman masih sangat minim, bahkan pemustaka yang ingin mencari buku
langsung menuju ke raknya. Karna pemustaka yang ada di Yayasan Nurul Iman masih
banyak yang belum mengetahui fungsi katalog manual.[7]
Dari beberapa pemustaka yang kami wawancarai, kebanyakan
dari mereka mengaku tidak pernah menggunakan katalog. Ada yang menyatakan tidak
mengetahui keberadaan katalog tersebut dan apa kegunaan dari katalog tersebut. Ada juga yang
menyatakan bahwa mereka lebih cepat menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan
dengan cara langsung menuju ke rak buku, dari pada harus melihat ataupun
mencari katalog terlebih dahulu.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan dari staff sirkulasi, bahwa
pemustaka memang langsung menuju ke rak, karena mereka sudah terbiasa dan sudah
ingat dimana letak buku-buku tersebut di rak. Alasan lainnya adalah karena rak
lebih terlihat menonjol saat kita memasuki ruang perpustakaan.
Kebanyakan pemustaka yang datang ke Perpustakaan Yaayasan Nurul Iman langsung
menuju ke raknya, alasannya adalah sebagai berikut:
·
Malas, dalam
artian malas ini pemustaka malas untu mencari dua kali, pertama mencari katalog
yang sesuai dengan judul buku, yang ke dua harus mencari lagi secara langsung
ke rak buku
·
Efisiensi
waktu, jika harus mencari katalog dulu maka akan banyak sekasli waktu yang
terbuang
·
Masih banyak
pemustaka yang belum mengetahui fungsi katalog itu sendiri.
Gambar 1.
Gambar
1. Katalog
manual di Perpustakaan Yayasan Nurul Iman Palembang.
Deskripsi gambar 1. ( 8 Daerah katalog manual)
Untuk perpustakaan, idealnya katalog diketik dalam kertas khusus
katalog. Tata pengetikan kartu katalog tersebut diatur sebagai berikut.
a.
Call number atau nomor
panggil
|
b.
Nama Pengarang
Nama pengarang diketik mulai dari indensi pertama sejajar dengan 3
huruf kependekannya pada Call number. Pengetikan nama pengarang
diutamakan lebih dahulu nama keluarganya, kemudian nama kecilnya (nama depan),
dan ditulis dengan huruf kapital untuk kata pertama nama yang dicantumkan.
Seperti:
Nama
sebenarnya = Syarifudin Amir
Nama
dikatalog = AMIR, Syarifudin
c.
Judul
Judul diketik pada indensi kedua baris berikutnya di bawah huruf ke-4 cantuman nama pengarang. Jika ada judul tambahan atau anak
judul, diberi tanda titik dua (:) setelah judul utama dicantumkan. Kemudian
diketik pula nama pengarang tanpa dibalik dengan dibatasi tanda garis miring (
/ ) kemudian diteruskan dengan mengetik keterangan edisi yang dibatasi dengan
tanda titik dan strip panjang atau dua strip (.--). Contoh:
Jalan
Menuju Surga/Jalaludin Saktinaga..—Edisi ke-2.-- Hukum Perkawinan: Aspek dan
proses penetapan/Romly Kartika.—Edisi ke-1.—
d.
Impresum atau Imprint
Impresum atau Imprint diketik setelah pengetikan judul, pengarang dan
keterangan edisi (bila ada) yang dibatasi dengan tanda ”.—” sebelum imprint ini
dicantumkan. Contoh :
Hukum Perkawinan: Aspek dan proses penetapan/Romly Kartika.—Edisi
ke-1.—Jakarta: Gramedia, 2006.
e.
Kolasi
Kolasi diketik mulai indensi kedua nbaris berikutnya (dibawah huruf
ke-4). Jika tidak cukup diketik pada 1 baris, lanjutannya diketik pada baris
berikutnya mulai indensi pertama. Contoh :
ix, 241hlm.: Ilus; 21cm.
f.
Anotasi Atau Catatan
Anotasi diketik di bawah kolasi dan diberi jarak satu spasi. Anotasi
ini tidak selalu digunakan di setiap katalog, karena hanya sebagai catatan
khusus bagi buku yang memiliki ciri khusus dan perlu diberikan catatan.[8]
Contoh:
Catatan:
Buku ini berdasarkan KBK
g.
Tracing atau Jejakan
Tracing adalah keterangan lebih lanjut mengenai buku yang bersangkutan.
Diketik lurus dengan indensi pertama pada deskripsi bibliografi di atasnya.
Ditulis dengan angka untuk menuliskan subjek atau kata kunci temu baliknya, dan
angka romawi untuk keterangan judul, dan pengarang setelah pengarang utama.[9]
Contoh:
1. Ekonomi 2. Akuntansi I. Judul
II. Aris, Yudi III. Rambe, Arifin
C.
Perkembangan
Katalog di Perpustakaan
Yayasan Nurul Iman Palembang
Bentuk katalog yang digunakan
di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog
perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online)
muncul, telah dikenal berbagai
bentuk katalog perpustakaan yaitu:
1.
Katalog Kartu
Katalog kartu adalah bentuk
katalog perpustakaa yang semua deskripsi bibliografinya dicatat pada kartu
berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu disusun secara sistematis pada laci
katalog. Katalog kartu masih banyak digunakan pada berbagai jenis perpustakaan
di Indonesia hingga saat ini terutama yang masih menganut sistem manual.
Katalog kartu ini terdiri atas bermacam-acam jenis yaitu katalog
pengarang,katalog judul, katalog subjek, dan katalog shelflish.
Perbedaan katalog inihanya terletak pada pengetikan dan penyusunannya.
Gambar 2.
Gambar
2. Tempat
penyimpanan katalog atau laci katalog.
2.
Katalog Berkas
Bentuk katalog ini dibuat
darikertas manilaberwarna putih berukuran 10 x20 cm,kemudian dijilid menjadi
satu dengan benang. Satu jilid berisi sekitar 50 buah berkas.
3.
Katalog buku
Katalog berbentuk buku telah
lama digunakan di perpustakaan, katalog tersebut sering juga disebut katalog
tercetak (printed catalog). Keuntungan dari katalog berbentuk buku ialah
dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan, dapat diletakkan pada berbagai tempat,
dan mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain. Entri pada katalog berbentuk
buku dapat ditemukan dengan cepat, mudah menyimpannya, mudah menanganinya,
bentuknya ringkas dan rapi. Kelemahan dari katalog berbentuk buku ialah cepat
usang atau ketinggalan jaman. Hal itu terjadi karena setiap kali perpustakaan
memperoleh buku baru, berarti katalog sebelumnya harus diperbaharui kembali,
atau setidak-tidaknya membuat suplemen. Dengan demikian, katalog berbentuk buku
ini tidak luwes. Biaya pembuatan katalog berbentuk buku cenderung lebih mahal,
karena bentuk dan jumlah cantumannya sering berubah.
4.
Katalog COM (Computer Output
Microform)
DalamCOM rekaman
bibliografinya dibuat dengan mikrofilm atau miklofis sehingga biaya mahal .
Disamping itu untuk dapat menggunakan katalog ini, diperlukan alat khusus yaitu
mikroreader.
5.
Katalog komputer terpasang (online
computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC).
Program Aplikasi yang
digunakan di perlukan seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Dynix, Tinlib dan
lain-lain.[10] Disebabkan karena berkembangnya teknologi informasi dan
diterapkan otomasi perpustakaan dan berkembang lagi menjadi perpustakaan
digital. OPAC adalah suatu pangkalan data cantuman bibliografi yang biasanya
menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menawarkan akses secara online
ke koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan
penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci dan sebagainya.
Pendapat ini selain menunjukkan fungsi OPAC pada penelusuran informasi, juga
menekankan fungsi lain dari OPAC yaitu untuk menunjukkan keberadaan atau
kekayaan koleksi dari suatu perpustakaan tertentu. Melalui OPAC, pengguna akan
bisa mengetahui seberapa banyak judul, subjek,eksemplar, dan sebagainya dari
koleksi suatu perpustakaan tertentu.[11] Berdasarkan uraian di atas dapat
dinyatakan bahwa OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis
komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu
perpustakaan atau unit informasi lainnya.
1.
Perkembangan Katalog Di Yayasan Nurul
Iman Palembang
Menurut keterangan dari
narasumber yaitu pustakawan di Yayasan Nurul Iman Palembang yaitu ibu Darmawati,
S.Sos. mengatakan bahwa perkembangan katalog di Yayasan Nurul Iman yaitu pada
awalnya menggunakan katalog manual atau katalog kartu seperti pada gambar 1.
Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaa yang semua deskripsi
bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu
disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak
digunakan pada berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini
terutama yang masih menganut sistem manual. Katalog kartu ini terdiri atas
bermacam-acam jenis yaitu katalog pengarang, katalog judul, katalog
subjek, dan katalog shelflish. Perbedaan katalog inihanya terletak pada
pengetikan dan penyusunannya.
Lalu seiring berjalannya waktu dan kemajuan
teknologi di gunakanlah katalog online Katalog komputer terpasang (online
computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC).
2.
Ketersediaan Katalog Manual
Dari observasi lapangan yang kami lakukan di Perpustakaan Yayasan
Nurul Iman Sekip kami menemukan katalog manual dalam bentuk kartu. Bila melihat
kembali pada teori yang ada mengenai katalog kartu, katalog kartu yang
disediakan di perpustakaan ini bentuk fisiknya sesuai dengan aturan yang ada. Jenis
katalog ini memang disediakan sebagai pilihan alat bantu untuk memudahkan
pengguna dalam temu kembali informasi dan sebagai bentuk layanan prima dari
perpustakaan ini.
D.
Kendala Dalam Penggunaan Katalog di
Perpustakaan Yayasan Nurul Iman Palembang
Beberapa kendala yang di tuturkan oleh pemustaka maupun pustakawan
yaitu :
1.
Kurangnya
sosialisasi tentang katalog perpustakaan.
2.
Masih
terkendala pada jaringan.
3.
Jarak antara
bahan pustaka dengan katalog terlalu dekat, malah lebih dekat ke rak dari pada
ke katalog, khususnya katalog manual.
4.
Bentuk fisik
daripada katalog manual dan katalog on line kurang menarik. Hal ini
dikarenakan katalog manual yang disediakan kurang terawat, ini terlihat dari
banyaknya debu pada katalog kartu tersebut. Begitu pula dengan katalog on
line, menjadi tidak menarik karena PC yang digunakan bentuknya bisa
dikatakan “kuno” tidak mengikuti perkembangan kemajuan T.I yang semakin pesat.
5.
Masih banyak
pemustaka yang “gaptek” sehingga tidak berani untuk mencoba katalog on line yang
disediakan perpustakaan.
III.
PENUTUP
Kesimpulan
Katalog
perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain
dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang,
judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan
tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjadi entri dari suatu katalog.
Katalog memuat informasi deskriptif mengenai berbagai hal, seperti pengarang,
judul, penerbit dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pada suatu katalog
dicacat sejumlah informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan pustaka. Sistem temubalik informasi di perpustakaan merupakan unsur
yang sangat penting. Tanpa sistem temu-balik, pengguna akan mengalami kesulitan
mengakses sumber daya informasi yang tersedia di perpustakaan. Sebaliknya,
perpustakaan akan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan sumber daya
informasi yang tersedia kepada pengguna, bila sistem temu-balik yang memadai
tidak tersedia.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, 2002 Metodologi
Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
F. Rahayuningsih.
2007. Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.iol.ie/~parkbeg/opac.htm
tangggal 24 Oktober 2018 pukul 19.23 WIB
Jurnal Perpustakaan
Pertanian, vol. 18, Nomor 1, 2009
Pawit M. Yusup, 1991. Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi,
Bandung: Bina Cipta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo Basuki, 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan,
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Yaya Suhendar, 2010. Pedoman Katalogisasi,
Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Qalyubi,
Syihabuddin dkk. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga
Hasugian, Joner, katalog perpustakaan dari Katalog
Manual Sampai Katalog Online (OPAC)
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/marc/perpus-jonner4.pdf
[2]Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2010) hlm. 225
[3]Sugiyono, Op.cit. hlm.53
[4]Arikunto, Metodologi
Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2002),hlm.158
[5]Nasution, Metode
Research,(Jakarta: Bumi Aksara,2004),hlm.113
[6] Sulistyo Basuki, Pengantar
Ilmu Perpustakaan,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1993),hlm.319
[7] Hasil
wawancara dengan ibu darmawati, S.Sos.
[8]Suwarno, Wiji. Ibid. hlm.
139
[9]Suwarno, Wiji. Ibid.
hlm. 140
[10] Qalyubi,Syihabuddin
dkk. 2003.Ðasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi”. Yogyakarta: Fak. Adab
IAIN Sunan Kalijaga
[11] Hasugian, Joner,” katalog perpustakaan dari
Katalog Manual Sampai Katalog Online (OPAC)”
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/marc/perpus-jonner4.pdf
Komentar
Posting Komentar