BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masyarakat pasti akan senantiasa
mengalami perubahan agar dapat bertahan dengan seiringnya perkembangan zaman. Kemajuan sebuah
negara dapat diukur dari majunya informasi dan teknologi dari negara tersebut.
Namun apakah arti dari informasi itu sendiri? Shannon mengungkapkan definisi
informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, memperkuat atau
menemukan hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki.Munculnya
informasi dalam masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi.
Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, menghargai
informasi, cara orang mencari informasi, dan bagaiman orang membutuhkan
inforamasi memunculkan istilah masyarakat informasi. Dengan keterangan itu maka
para pakar menyimpulkan bahwa masyarakat informasi itu adalah suatu masyarakat
di mana kualitas hidup, prospek perubahan social, dan pembangunan ekonomi
tergantung pada peningkatan dan pemanfaatan informasi.
Aspek
lain dari masyarakat informasi adalah digantikannya surat biasa dengan surat
elektronik artinya informasi dalam bentuk fisik diubah ke dalam bentuk
elektronik, untuk dikirimkan dalam jarak yang jauh. Ketergantungan masyarakat
terhadap komputer dan jaringan komunikasi merupakan salah satu dari ciri
masyarakat informasi. Masalah yang dihadapi dalam konteks sosial mengenai
masyarakat informasi ini adalah begitu cepatnya revolusi informasi itu
berlangsung. Kalu kita mengambil perbandingan dari peristiwa perubahan
masyarakat pertanian ke masyarakat industri membutuhkan waktu lebih kurang 100
tahun.Sementara itu perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi
terjadi hanya dalam waktu puluhan tahun saja, katakanlah 20 tahun.Perubahan
yang berlangsung demikian cepat ini membuat masyarakat harus mengadakan
antisipasi terhadap masa depannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat
informasi ?
2. Bagaimana perkembangan masyarakat
informasi ?
3. Bagaimana ciri-ciri masyarakat
informasi ?
4. Apa sajakah faktor pembentuk dan
faktor pendorong masyarakat informasi?
5. Bagaimana dampak dari msyarakat
informasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu masyarakat
informasi
2. Untuk mengetahui perkembangan
masyarakat informasi
3. Untuk mengetahui cirri-ciri
masyarakat informasi
4. Untuk mengetahui factor pembentuk
dan factor pendorong masyarakat informasi
5. Untuk mengetahui dampak dari
msyarakat informasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masyarakat Informasi
Secara Umum
Istilah masyarakat informasi sering
dipakai untuk mendiskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang menggunakan sarana
teknologi informasi dengan intensitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat tersebut menggunakan teknologi yang sama atau kompatebel untuk
berbagai kegiatan pribadi, sosial, pendidikan, bisnis, bahkan untuk mengisi
waktu luang. Teknologi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengirim, menerima,
dan pertukaran data digital dengan cepat antara tempat-tempat terlepas dari
jarak. Manusia modern tak bisa lepas dari teknologi informasi dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, serta berinteraksi dengan komunitas dunia maya. Jadi
bisa dikatakan bahwa pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan manusia
modern dengan menggunakan teknologi baru. Hal ini memiliki implikasi pada
segala aspek kehidupan masyarakat dan mengubah
cara manusia modern dalam melakukan berbagai aktivitas di berbagai bidang. Dalam
kehidupan modern teknologi informasi merupakan sektor paling dominan, siapa
saja yang menguasai teknologi ini maka dia akan menjadi pemimpin dalam
dunianya, teknologi informasi banyak berperan diberbagai bidang, mulai dari
bidang pendidikan, industri, kesehatan,pemerintahan dan lain sebagainya.
Menurut Bell (1973) masyarakat mengalami beberapa tahap
hingga akhirnya dapat menjadi masyarakat informasi. Mulai dari masyarakat
agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi masyarakat informasi.
1. Masyarakat Agraris
1. Masyarakat Agraris
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat
agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi
yang paling dominan. Adapun ciri-ciri dari masyarakat agraris adalah:
a. SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b. Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d. Masih menggunakan peralatan manual.
a. SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b. Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d. Masih menggunakan peralatan manual.
e. Perkembangan yang terjadi secara
tradisional.
f.
Mode produksi di bidang pertanian,
peternakan, pertambangan, perikanan.
2. Masyarakat Industri
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi
Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712. Masyarakat
ini mempunyai ciri modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Pada era
ini mulailah ada penerbitan seperti buku, surat kabar majalah dll., dengan
ciri-ciri harga terjangkau karena adanya proses masalisasi produk media.
Bersamaan dengan masalisasi produk media cetak, maka terjadi pula penurunan
angka buta huruf, yang ini mendorong pula berkembangnya industri
cetak-mencetak. Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta
huruf dan berkembangnya berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka
mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan, yang berfungsi menampilkan suatu
jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan – gagasan
tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film. Adapun ciri-ciri
dari masyarakat industri adalah:
a.Mendayagunakan sumber daya listrik dan bahan baker.
b. Memerlukan modal.
a.Mendayagunakan sumber daya listrik dan bahan baker.
b. Memerlukan modal.
c.
Mayoritas masyarakat sebagai ahli mesin dan mempunyai keahlian.
d.
Menggunakan peralatan mesin.
e.
Menerapkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.
f.
Mode produksi berupa produsen, distributor, dan konstruksi berat.
3.
Masyarakat Informasi
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi komunikasi
bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang bergerak
di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah jenis
pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika sosial. Dengan berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi interpersonal se olah – olah lalu menjadi tidak berjarak, dapat dilaksanakan serentak lebih dari dua orang, jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika sosial. Dengan berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi interpersonal se olah – olah lalu menjadi tidak berjarak, dapat dilaksanakan serentak lebih dari dua orang, jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala.
Terjadi merger
kemampuan, baik antara orang yang berkomunikasi dengan pencipta software yang
digunakan dalam berkomunikasi maupun diantara orang – orang yang berkomunikasi
menggunakan fasilitas ICT. Dalam waktu yang relatif singkat orang yang
berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai
kemungkinan merubah pandangan– pandangannya dalam waktu yang relatif singkat. Bidang
ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi lalu berkembang. Berbagai
perkembangan kondisi yang diungkap diatas, berdampak pula bagi pola aktivitas
komunikasi yang diistilahkan sebagai berkembangnya pola dan fungsi serta
manfaat interaktivitas atau interactivity
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi, keuangan dan bidang
politik Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai
teknologi kunci (enabler-technology).
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat,
sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk
produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa
manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga
sering disebut sebagai masyarakat pasca industri. Apapun namanya, dalam era
informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam
hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi
suatu dusun semesta atau “Global
village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin
nyata kebenarannya. Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses transisi
dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian
dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan terjadinya
perubahan teknologi komunikasi
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
a. Mengolah sumber daya yang berupa informasi
b. Membutuhkan sumber daya berupa pengetahuan.
c. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pekerja
professional drngan
keahlian ahli.
d. Berteknologi tinggi
e. Berprinsip perkembangan penerapan pengetahuan dalam
teknologi.
2.3 Ciri-Ciri Masyarakat Informasi
Adapun
cirri-ciri dari masyarakat informasi yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan informasi sangat
tinggi dalam kehidupan masyarakat, baik untuk berinteraksi antar manusia maupun untuk
menunjang kegiatan kerja, kegiatan Sosial, pengajaran, serta aktivitas lainnya.
2. Masyarakat informasi bergantung pada
inovasi teknologiyang terus berkembang.
3. Spatial, masyarakat informasi
terhubung dengan lokasi yang mempunyai efek pada pengorganisasian waktu dan
ruang.
4. Occupational, perubahan yang terjadi
dalam masyarakat informasi menyebabkan perubahan dalam ketersediaan dan kebutuhan
tenaga kerja di bidang informasi.
5. Masyarakat informasi mengalami
perubahan siklus Budayadalam kehidupan sehari-hari karena ketersediaan
informasi dari berbagai saluran media, termasuk media sosial.
2.4 Faktor Penentu Dalam Pembentukan
Masyarakat Informasi
Faktor-faktor penentu pembentukan
masyarakat informasi adalah :
1. Kemajuan dalam pendidikan, dengan
kemampuan baca tulis dan pembelajaran orang bias menguasai pengetahuan. Akses
terhadap informasi pilihan yang memilki nilai guna, berasal dari keaktifan
dalam mencari informasi, biasanya melalui kebiasaan membaca. Salah satu budaya
yang menyertai masyarakat informasi adalah tingginya budaya baca. Budaya
diawali dari sesuatu yang sering atau bisa diperoleh dari membaca diantaranya
menguasai ilmu pengetahuan secara luas, meningkatkan kemampuan agar
meningkatnya taraf hidup, mengatasi masalah, serta mempertajam pandangan.2.
2. Perubahan karakteristik pola kerja,
orang selalu mencari informasi dan pengetahuan agar bisa bekerja dengan cepat,
efektif dan efesien.3.
3. Perubahan dalam cara menyebarkan
pengetahuan, mulai dari konvensional kepada penyebaran informasi yang
menggunakan alat-alat canggih.
4. Perubahan dalam cara mencari
pengetahuan,semakin besarnya rasa ingin tahu pada diri seseorang sehingga berupaya untuk
mendapatkan informasi dengan spesifik.
5. Kemajuan dalam penciptaan alat-alat
untuk menyebarkan dan mengases pengetahuan baru.
2.5 Faktor Pendorong Masyarakat
Informasi
Masyarakat informasi terbentuk atas beberapa
faktor yang berdampak terjadinya evolusi dimasyarakat tersebut, serta mulainya
kebutuhan informasi yang tinggi setelah sekian lama berada pada fase masyarakat
industri, faktor-faktor terbentuknya masyarakat informasi adalah :
1. Dinamika informasi dan
komunikasi.
2. Perkembangan teknologi komputer.
3. Perkembangan teknologi
komunikasi.
Perkembangan teknologi komputer dan
teknologi informasi sekarang lebih dikenal dengan perkembangan ICT atau Information and Communication Technology) yang berkembang di negara
industri. Dua teknologi yang mempercepat pergerakan informasi dimasyarakat yang
kemudian menjadi ciri dari masyarakat maju seperti, penggunaan TV, telepon,
komputer. Suatu kejadian ditempat yang sangat jauh dapat seketika diketahui
oleh masyarakat (real time) dan pada saat itu juga (real time).
2.6
Dampak Dari Masyarakat Informasi
Sementara
itu, dampak dari informasi ini berbeda-beda pada setiap limgkungan, ada yang di
rugikan dan ada yang di untungkan tergantung bagaimana lingkungan tersebut
beradaptasi. Jadi munculnya untung dan rugi yang bersifat konstektual.
1.
Pihak yang Diuntungkan
Penerima
manfaat mengidinkasikan mereka yang mampu memahami berbagai dimensi dari dampak
informasi dan oleh karenanya lebih mampu bekajar untuk mendapatkan, menggunakan,
dan menyebarkan informasi ke lingkungan mereka. Semakin banyak saja
kelompok-kelompok yang dapat menikmati manfaat tertentu dari ICT. Setiap
kelompok memiliki cara tersendiri dalam memenfaatkn ICT demi kepentingan
kelompok tersebut.
Di
bidang usaha beragam inovasi ICT secara intensif diteliti dengan focus intuk
mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan-parusahaan melancarkan strategi yang berkisar dari
keunggulan biaya, spesialisasi atau paras baru, yang dijabarkan ke dalam
spesialisasi operasional dan aktifias-aktifitas unik. Hanya dengan
mengkombinasi efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik,
sebuah perusahaan akan menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang
lama.
Selain
di bidang bisnis, manfaat dan pengaruh ICT juga dirasakan sejumlah komunitas di
negara-negara berkembang. Misalnya di bidang pendidikan, pembaruan dibidang
system pendidikan dapat dilakukan dengan cara memeperkenalkan computer rumah
sebahai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi anak-anak (
Habib dan Cornford, 2001 ).
Di
bidang layanan public, penggunaan system pajak online untuk melaporkan pajak
tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang menyajikan informasi
seputar system pajak di suatu negara memeungkinkan administrasi yang lebih
efisien serta dapat menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dapat
dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga dirasakan
di sector pertanian, dimana informasi yang lebih baik didapatkan oleh para
petani. Terutama dalam hal perkiraan harga pasar dan menjamin terus tersedianya
input dan jasa pertanian lainnya ( Berdegue dan Escober, 2001 ).
2.
Pihak yang Dirugikan
Pihak
yang dirugikan juga muncul dari kelompok masyarakat yang sama sebagai hasil
dari ketidakmampuan dalam memprtimbangkan lingkunagn sosio ekonomi dan politik
saat kelompok tersebut mengimplementasikan inisiatif ICT. Hal itu menghalangi
anggota masyarakat tertentu untku menggunakan dan menikmati ICT secara terbuka.
Di
bidang bisnis, sebagai tekanan ekonomi untuk tetap berada di atas, kompetisi
yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu perusahaan menguasai informasi
yang lebih banyak di bandingkan dari perusahaan yang lain.
Hal
yang sama juga terjadi di bidang pendidikan diman terdapat risiko potensial
akan penggunaan website yang tidak berwenang yang dilakukan oleh pelajar bahkan
pengajar. Bagi pelajar di negara-negara berkembang, rasa penghormatan bagi
karya ilmiah orang lain masih rendah dibandingakan dengan teman-teman di negara
maju.
Dilayanan
publik, fenomena adanya digital divide
menunjukan contoh jelas akan bagaimana masyarakat-masyarakat di daerah
terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan seperti pada bidang
kesehatan, listrik, dan pedidikan. Di bidang pertanian sebyuah website sering
kali menyajikan informasi beragam yang terkadang cenderung menyesatkan para
petani dimana terdapat banyak informasi ynga disajikan tidak relevan bagi
pengambilan keputusan si petani. Mungkin inforamsi ini hanya dapat merguna bagi
sedikit petani saja.
Pengaruh
Perkembangan Teknologi dan Telekomunikasi di Masyarakat Masa Kini
Perkembangan
teknologi informasi dan telekomunikasi akhir-akhir ini telah menghasilkan
fenomena yang tak terbayangkan, yaitu makin menipisnya ruang privat. Bahkan,
muncul ancaman berupa hilangnya ruang privat sehingga anggota masyarakat tidak
lagi memiliki privasi. Sebelum terjadinya fenomena kontemporer ini, manusia
sebagai anggota masyarakat memiliki ruang privat dan ruang publik. Tetapi ruang
privat itu kini terancam benar-benar “lenyap.”
Ada beberapa contoh dari fenomena ini:
Ada beberapa contoh dari fenomena ini:
1. Menjamurnya
program reality show di pelbagai stasiun TV, yang menunjukan batas antara yang
privat dan yang publik telah semakin kabur. Penggunaan kamera atau alat rekam
tersembunyi adalah salah satu wujudnya. Sehingga, kita tidak pernah tahu,
apakah pada suatu saat dan tempat tertentu kita sedang disorot kamera atau
tidak.
2. Telepon
genggam telah menyebar di mana-mana dan alat itu bisa digunakan untuk merekam
video dan suara. Ada berbagai kasus di mana telepon genggam digunakan untuk
merekam kegiatan yang sangat privat (hubungan intim di kamar tidur), yang
kemudian tanpa bisa dikendalikan telah disebarkan di ruang publik. Misalnya,
kasus selingkuh seorang anggota DPR dari Partai Golkar dengan penyanyi dangdut,
yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu. Selain itu, masih banyak
kasus-kasus lain.
3. Makin
populernya internet dan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, MySpace,
Multiply, WAYN, dan sebagainya. Lewat sarana ini, kita selalu terhubung dengan
orang lain tanpa memandang waktu dan tempat, karena saluran internet ini juga
bisa diakses lewat laptop dan telepon genggam yang bisa dibawa ke manapun.
Setiap catatan, pesan, gagasan atau ucapan yang kita masukan di dalam situs
jejaring sosial ini akan langsung terbaca dan dapat diakses oleh ribuan,
ratusan ribu, bahkan jutaan anggota jejaring sosial lainnya. Sebagai contohnya
adalah pada kasus Prita Mulyasari yang terjerat hukum hanya karena menulis
sebagai isi curahan hati di dunia maya melaui email yang dia miliki. Semua
contoh di atas menunjukkan, praktis tidak ada lagi yang namanya privasi (privacy) atau ruang privat. Semua yang
bersifat privat telah menjadi publik, menjadi konsumsi umum, pemerintah,
penguasa, dan sebagainya. Selalu ada pihak lain yang bisa memantau, mengintai,
menyadap, memata-matai, dan menelanjangi diri kita, tanpa memandang waktu dan
tempat. Karena sadar sepenuhnya bahwa dirinya selalu menjadi objek pantauan
itulah, manusia sebagai anggota masyarakat pun praktis akhirnya seperti
kehilangan kebebasan.
Manusia
selalu merasa terpenjara, dipantau, diawasi, diintai, dan dimata-matai oleh
pihak lain, baik pengawasan itu benar-benar aktual terjadi atau sekadar dalam
imajinasinya saja. Manusia pun hilang dalam peran itu. Sang subjek telah lenyap
dan yang ada adalah sang objek selama-lamanya, karena manusia sadar dirinya
selalu menjadi objek dari suatu piranti informasi atau media pemantau tertentu.
Hal yang terjadi bukan lagi manusia menatap layar, seperti kita menonton
televisi, tetapi justru layarlah yang menatap kita. Manusia selalu dalam posisi
mengekspresikan sesuatu, namun yang diekspresikan itu bukan yang real, bukan
dirinya yang sebenarnya, namun sesuatu yang mungkin juga tidak dia kenal. Di
dunia yang menjadi panggung sandiwara ini, tidak ada eksistensi asli, yang ada
dan yang nyata hanyalah peran-peran yang dimainkan. Manusia tenggelam dalam
peran-peran, dan dia bisa jadi begitu terserap dalam peran tersebut, sehingga
mengira, atau menerima bahwa peran tersebut adalah dirinya yang sebenarnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Jika
sebuah negara berkembang ingin memasuki masyarakat informasi, maka dia harus
memerangi kemiskinan dan keterbelakangan sehingga tenaga kerja menjadi
terampil. Dengan kemajuan pendidikan lambat laun budaya yang menghambat
masuknya teknologi akan berubah dengan sendirinya.
Lain
halnya dengan negara maju yang sudah memasuki abad informasi dengan membentuk
masyarakat informasi. Bahkan lebih dari itu masyarakatnya sudah merupakan
masyarakat yang berpengetahuan yang dikemal dengan knowledge based economy.
Di
samping itu, ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan
membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan
informasi, dan menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting
di era reformasi sekarang ini, terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan
manfaat tapi ada kelompok-kelompok yang menderita dari penggunaan ICT pada
kehidupan. Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak
yang berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi harus
harus secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus
dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.
Tugas
kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal masyarakat
kita menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan masyarakat
kita dari kemikinan. Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk dapat
memasuki masyarakat informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan. 1993. Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi
vol 5 dan 6. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jimmy L. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta:
Grasindo.
Tanudikusumah. 1984. Citra Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tata Sutabri. 2004. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta:
Gramedia Pustaka.
Wahyudi. 1992. Teknologi
Informasi dan Produksi Citra Bergerak.
Jakarta: Ar-Ruzz Media.
http://www.g-excess.com/id/sejarah-perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi.html.
di akses Jumat 19-10-2018
pukul 20.32 WIB.
http://nardyberkomunikasi.wordpress.com/2010/01/15/peranan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/
di akses Jumat 19-10-2018 pukul 20.38 WIB
Komentar
Posting Komentar