Langsung ke konten utama

Masyarakat Informasi




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
                
Masyarakat pasti akan senantiasa mengalami perubahan agar dapat bertahan dengan  seiringnya perkembangan zaman. Kemajuan sebuah negara dapat diukur dari majunya informasi dan teknologi dari negara tersebut. Namun apakah arti dari informasi itu sendiri? Shannon mengungkapkan definisi informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, memperkuat atau menemukan hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki.Munculnya informasi dalam masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi. Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, menghargai informasi, cara orang mencari informasi, dan bagaiman orang membutuhkan inforamasi memunculkan istilah masyarakat informasi. Dengan keterangan itu maka para pakar menyimpulkan bahwa masyarakat informasi itu adalah suatu masyarakat di mana kualitas hidup, prospek perubahan social, dan pembangunan ekonomi tergantung pada peningkatan dan pemanfaatan informasi.
            Aspek lain dari masyarakat informasi adalah digantikannya surat biasa dengan surat elektronik artinya informasi dalam bentuk fisik diubah ke dalam bentuk elektronik, untuk dikirimkan dalam jarak yang jauh. Ketergantungan masyarakat terhadap komputer dan jaringan komunikasi merupakan salah satu dari ciri masyarakat informasi. Masalah yang dihadapi dalam konteks sosial mengenai masyarakat informasi ini adalah begitu cepatnya revolusi informasi itu berlangsung. Kalu kita mengambil perbandingan dari peristiwa perubahan masyarakat pertanian ke masyarakat industri membutuhkan waktu lebih kurang 100 tahun.Sementara itu perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi terjadi hanya dalam waktu puluhan tahun saja, katakanlah 20 tahun.Perubahan yang berlangsung demikian cepat ini membuat masyarakat harus mengadakan antisipasi terhadap masa depannya.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan masyarakat informasi ?
2.      Bagaimana perkembangan masyarakat informasi ?
3.      Bagaimana ciri-ciri masyarakat informasi ?
4.      Apa sajakah faktor pembentuk dan faktor pendorong masyarakat informasi?
5.      Bagaimana dampak dari msyarakat informasi?


1.3 Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui apa itu masyarakat informasi
2.      Untuk mengetahui perkembangan masyarakat informasi
3.      Untuk mengetahui cirri-ciri masyarakat informasi
4.      Untuk mengetahui factor pembentuk dan factor pendorong masyarakat informasi
5.      Untuk mengetahui dampak dari msyarakat informasi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat Informasi Secara Umum

Istilah masyarakat informasi sering dipakai untuk mendiskripsikan sebuah masyarakat  dan sebuah ekonomi yang menggunakan sarana teknologi informasi dengan intensitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat tersebut menggunakan teknologi yang sama atau kompatebel untuk berbagai kegiatan pribadi, sosial, pendidikan, bisnis, bahkan untuk mengisi waktu luang. Teknologi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengirim, menerima, dan pertukaran data digital dengan cepat antara tempat-tempat terlepas dari jarak. Manusia modern tak bisa lepas dari teknologi informasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta berinteraksi dengan komunitas dunia maya. Jadi bisa dikatakan bahwa pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan manusia modern dengan menggunakan teknologi baru. Hal ini memiliki implikasi pada segala aspek kehidupan masyarakat dan  mengubah cara manusia modern dalam melakukan berbagai aktivitas di berbagai bidang. Dalam kehidupan modern teknologi informasi merupakan sektor paling dominan, siapa saja yang menguasai teknologi ini maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya, teknologi informasi banyak berperan diberbagai bidang, mulai dari bidang pendidikan, industri, kesehatan,pemerintahan dan lain sebagainya.

2.2 Perkembangan Masyarakat Informasi
Menurut Bell (1973) masyarakat mengalami beberapa tahap hingga akhirnya dapat menjadi masyarakat informasi. Mulai dari masyarakat agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi masyarakat informasi.
1. Masyarakat Agraris
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Adapun ciri-ciri dari masyarakat agraris adalah:
a. SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b.   Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c.    Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d.   Masih menggunakan peralatan manual.
e.   Perkembangan yang terjadi secara tradisional.
f.     Mode produksi di bidang pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan.

2. Masyarakat Industri
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712. Masyarakat ini mempunyai ciri modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Pada era ini mulailah ada penerbitan seperti buku, surat kabar majalah dll., dengan ciri-ciri harga terjangkau karena adanya proses masalisasi produk media. Bersamaan dengan masalisasi produk media cetak, maka terjadi pula penurunan angka buta huruf, yang ini mendorong pula berkembangnya industri cetak-mencetak. Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan, yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan – gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film. Adapun ciri-ciri dari masyarakat industri adalah:
a.Mendayagunakan sumber daya listrik dan bahan baker.
b. Memerlukan modal.
c. Mayoritas masyarakat sebagai ahli mesin dan mempunyai keahlian.
d. Menggunakan peralatan mesin.
e. Menerapkan perkembangan pertumbuhan ekonomi.
f. Mode produksi berupa produsen, distributor, dan konstruksi berat.

3. Masyarakat Informasi
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika sosial. Dengan berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) pada Masyarakat Informasi, maka berkembang pula proses – proses komunikasi. Komunikasi interpersonal se olah – olah lalu menjadi tidak berjarak, dapat dilaksanakan serentak lebih dari dua orang, jarak dalam cara berkomunikasi tidak lagi menjadi kendala.
 Terjadi merger kemampuan, baik antara orang yang berkomunikasi dengan pencipta software yang digunakan dalam berkomunikasi maupun diantara orang – orang yang berkomunikasi menggunakan fasilitas ICT. Dalam waktu yang relatif singkat orang yang berkomunikasi akan segera diperkaya informasinya, sehingga mempunyai kemungkinan merubah pandangan– pandangannya dalam waktu yang relatif singkat. Bidang ilmu dan lapangan kerja di bidang komunikasi lalu berkembang. Berbagai perkembangan kondisi yang diungkap diatas, berdampak pula bagi pola aktivitas komunikasi yang diistilahkan sebagai berkembangnya pola dan fungsi serta manfaat interaktivitas atau interactivity dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi, keuangan dan bidang politik Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler-technology).
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri. Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya. Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
a. Mengolah sumber daya yang berupa informasi
b. Membutuhkan sumber daya berupa pengetahuan.
c. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pekerja professional drngan
keahlian ahli.
d. Berteknologi tinggi
e. Berprinsip perkembangan penerapan pengetahuan dalam teknologi.


2.3 Ciri-Ciri Masyarakat Informasi

            Adapun cirri-ciri dari masyarakat informasi yaitu sebagai berikut:
1.      Kebutuhan akan informasi sangat tinggi dalam kehidupan masyarakat, baik untuk  berinteraksi antar manusia maupun untuk menunjang kegiatan kerja, kegiatan Sosial, pengajaran, serta aktivitas lainnya.
2.      Masyarakat informasi bergantung pada inovasi teknologiyang terus berkembang.
3.      Spatial, masyarakat informasi terhubung dengan lokasi yang mempunyai efek pada pengorganisasian waktu dan ruang.
4.      Occupational, perubahan yang terjadi dalam masyarakat informasi menyebabkan perubahan dalam ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang informasi.
5.      Masyarakat informasi mengalami perubahan siklus Budayadalam kehidupan sehari-hari karena ketersediaan informasi dari berbagai saluran media, termasuk media sosial.





2.4 Faktor Penentu Dalam Pembentukan Masyarakat Informasi

Faktor-faktor penentu pembentukan masyarakat informasi adalah :
1.      Kemajuan dalam pendidikan, dengan kemampuan baca tulis dan pembelajaran orang bias menguasai pengetahuan. Akses terhadap informasi pilihan yang memilki nilai guna, berasal dari keaktifan dalam mencari informasi, biasanya melalui kebiasaan membaca. Salah satu budaya yang menyertai masyarakat informasi adalah tingginya budaya baca. Budaya diawali dari sesuatu yang sering atau bisa diperoleh dari membaca diantaranya menguasai ilmu pengetahuan secara luas, meningkatkan kemampuan agar meningkatnya taraf hidup, mengatasi masalah, serta mempertajam pandangan.2.
2.      Perubahan karakteristik pola kerja, orang selalu mencari informasi dan pengetahuan agar bisa bekerja dengan cepat, efektif dan efesien.3.
3.      Perubahan dalam cara menyebarkan pengetahuan, mulai dari konvensional kepada penyebaran informasi yang menggunakan alat-alat canggih.
4.      Perubahan dalam cara mencari pengetahuan,semakin besarnya rasa ingin tahu  pada diri seseorang sehingga berupaya untuk mendapatkan informasi dengan spesifik.
5.      Kemajuan dalam penciptaan alat-alat untuk menyebarkan dan mengases pengetahuan baru.


2.5 Faktor Pendorong Masyarakat Informasi

Masyarakat informasi terbentuk atas beberapa faktor yang berdampak terjadinya evolusi dimasyarakat tersebut, serta mulainya kebutuhan informasi yang tinggi setelah sekian lama berada pada fase masyarakat industri, faktor-faktor terbentuknya masyarakat informasi adalah :
1. Dinamika informasi dan komunikasi.
2. Perkembangan teknologi komputer.
3. Perkembangan teknologi komunikasi.
Perkembangan teknologi komputer dan teknologi informasi sekarang lebih dikenal dengan perkembangan ICT atau Information and Communication Technology) yang berkembang di negara industri. Dua teknologi yang mempercepat pergerakan informasi dimasyarakat yang kemudian menjadi ciri dari masyarakat maju seperti, penggunaan TV, telepon, komputer. Suatu kejadian ditempat yang sangat jauh dapat seketika diketahui oleh masyarakat (real time) dan pada saat itu juga (real time).



2.6 Dampak Dari Masyarakat Informasi

Sementara itu, dampak dari informasi ini berbeda-beda pada setiap limgkungan, ada yang di rugikan dan ada yang di untungkan tergantung bagaimana lingkungan tersebut beradaptasi. Jadi munculnya untung dan rugi yang bersifat konstektual.
1. Pihak yang Diuntungkan
Penerima manfaat mengidinkasikan mereka yang mampu memahami berbagai dimensi dari dampak informasi dan oleh karenanya lebih mampu bekajar untuk mendapatkan, menggunakan, dan menyebarkan informasi ke lingkungan mereka. Semakin banyak saja kelompok-kelompok yang dapat menikmati manfaat tertentu dari ICT. Setiap kelompok memiliki cara tersendiri dalam memenfaatkn ICT demi kepentingan kelompok tersebut.
Di bidang usaha beragam inovasi ICT secara intensif diteliti dengan focus intuk mendapatkan keunggulan bersaing dari para rival. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan-parusahaan melancarkan strategi yang berkisar dari keunggulan biaya, spesialisasi atau paras baru, yang dijabarkan ke dalam spesialisasi operasional dan aktifias-aktifitas unik. Hanya dengan mengkombinasi efisiensi operasional dan aktifitas-aktifitas bisnis yang unik, sebuah perusahaan akan menikmati keunggulan yang bertahan untuk waktu yang lama.
Selain di bidang bisnis, manfaat dan pengaruh ICT juga dirasakan sejumlah komunitas di negara-negara berkembang. Misalnya di bidang pendidikan, pembaruan dibidang system pendidikan dapat dilakukan dengan cara memeperkenalkan computer rumah sebahai media pelengkap untuk memperluas perolehan informasi bagi anak-anak ( Habib dan Cornford, 2001 ).
Di bidang layanan public, penggunaan system pajak online untuk melaporkan pajak tahunan dan pengembangan website otoritas pajak yang menyajikan informasi seputar system pajak di suatu negara memeungkinkan administrasi yang lebih efisien serta dapat menghindari kemungkinan kecurangan yang mungkin dapat dilakukan oleh petugas pajak dan pelaku potensial. Manfaat lain juga dirasakan di sector pertanian, dimana informasi yang lebih baik didapatkan oleh para petani. Terutama dalam hal perkiraan harga pasar dan menjamin terus tersedianya input dan jasa pertanian lainnya ( Berdegue dan Escober, 2001 ).
2. Pihak yang Dirugikan
Pihak yang dirugikan juga muncul dari kelompok masyarakat yang sama sebagai hasil dari ketidakmampuan dalam memprtimbangkan lingkunagn sosio ekonomi dan politik saat kelompok tersebut mengimplementasikan inisiatif ICT. Hal itu menghalangi anggota masyarakat tertentu untku menggunakan dan menikmati ICT secara terbuka.
Di bidang bisnis, sebagai tekanan ekonomi untuk tetap berada di atas, kompetisi yang ketat menghasilkan monopoli ketika suatu perusahaan menguasai informasi yang lebih banyak di bandingkan dari perusahaan yang lain.
Hal yang sama juga terjadi di bidang pendidikan diman terdapat risiko potensial akan penggunaan website yang tidak berwenang yang dilakukan oleh pelajar bahkan pengajar. Bagi pelajar di negara-negara berkembang, rasa penghormatan bagi karya ilmiah orang lain masih rendah dibandingakan dengan teman-teman di negara maju.
Dilayanan publik, fenomena adanya digital divide menunjukan contoh jelas akan bagaimana masyarakat-masyarakat di daerah terpencil masih tertinggal jauh dari masyarakat perkotaan seperti pada bidang kesehatan, listrik, dan pedidikan. Di bidang pertanian sebyuah website sering kali menyajikan informasi beragam yang terkadang cenderung menyesatkan para petani dimana terdapat banyak informasi ynga disajikan tidak relevan bagi pengambilan keputusan si petani. Mungkin inforamsi ini hanya dapat merguna bagi sedikit petani saja.
Pengaruh Perkembangan Teknologi dan Telekomunikasi di Masyarakat Masa Kini
Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akhir-akhir ini telah menghasilkan fenomena yang tak terbayangkan, yaitu makin menipisnya ruang privat. Bahkan, muncul ancaman berupa hilangnya ruang privat sehingga anggota masyarakat tidak lagi memiliki privasi. Sebelum terjadinya fenomena kontemporer ini, manusia sebagai anggota masyarakat memiliki ruang privat dan ruang publik. Tetapi ruang privat itu kini terancam benar-benar “lenyap.”
Ada beberapa contoh dari fenomena ini:
1.      Menjamurnya program reality show di pelbagai stasiun TV, yang menunjukan batas antara yang privat dan yang publik telah semakin kabur. Penggunaan kamera atau alat rekam tersembunyi adalah salah satu wujudnya. Sehingga, kita tidak pernah tahu, apakah pada suatu saat dan tempat tertentu kita sedang disorot kamera atau tidak.
2.      Telepon genggam telah menyebar di mana-mana dan alat itu bisa digunakan untuk merekam video dan suara. Ada berbagai kasus di mana telepon genggam digunakan untuk merekam kegiatan yang sangat privat (hubungan intim di kamar tidur), yang kemudian tanpa bisa dikendalikan telah disebarkan di ruang publik. Misalnya, kasus selingkuh seorang anggota DPR dari Partai Golkar dengan penyanyi dangdut, yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu. Selain itu, masih banyak kasus-kasus lain.
3.      Makin populernya internet dan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, MySpace, Multiply, WAYN, dan sebagainya. Lewat sarana ini, kita selalu terhubung dengan orang lain tanpa memandang waktu dan tempat, karena saluran internet ini juga bisa diakses lewat laptop dan telepon genggam yang bisa dibawa ke manapun. Setiap catatan, pesan, gagasan atau ucapan yang kita masukan di dalam situs jejaring sosial ini akan langsung terbaca dan dapat diakses oleh ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan anggota jejaring sosial lainnya. Sebagai contohnya adalah pada kasus Prita Mulyasari yang terjerat hukum hanya karena menulis sebagai isi curahan hati di dunia maya melaui email yang dia miliki. Semua contoh di atas menunjukkan, praktis tidak ada lagi yang namanya privasi (privacy) atau ruang privat. Semua yang bersifat privat telah menjadi publik, menjadi konsumsi umum, pemerintah, penguasa, dan sebagainya. Selalu ada pihak lain yang bisa memantau, mengintai, menyadap, memata-matai, dan menelanjangi diri kita, tanpa memandang waktu dan tempat. Karena sadar sepenuhnya bahwa dirinya selalu menjadi objek pantauan itulah, manusia sebagai anggota masyarakat pun praktis akhirnya seperti kehilangan kebebasan.
Manusia selalu merasa terpenjara, dipantau, diawasi, diintai, dan dimata-matai oleh pihak lain, baik pengawasan itu benar-benar aktual terjadi atau sekadar dalam imajinasinya saja. Manusia pun hilang dalam peran itu. Sang subjek telah lenyap dan yang ada adalah sang objek selama-lamanya, karena manusia sadar dirinya selalu menjadi objek dari suatu piranti informasi atau media pemantau tertentu. Hal yang terjadi bukan lagi manusia menatap layar, seperti kita menonton televisi, tetapi justru layarlah yang menatap kita. Manusia selalu dalam posisi mengekspresikan sesuatu, namun yang diekspresikan itu bukan yang real, bukan dirinya yang sebenarnya, namun sesuatu yang mungkin juga tidak dia kenal. Di dunia yang menjadi panggung sandiwara ini, tidak ada eksistensi asli, yang ada dan yang nyata hanyalah peran-peran yang dimainkan. Manusia tenggelam dalam peran-peran, dan dia bisa jadi begitu terserap dalam peran tersebut, sehingga mengira, atau menerima bahwa peran tersebut adalah dirinya yang sebenarnya.


  


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Jika sebuah negara berkembang ingin memasuki masyarakat informasi, maka dia harus memerangi kemiskinan dan keterbelakangan sehingga tenaga kerja menjadi terampil. Dengan kemajuan pendidikan lambat laun budaya yang menghambat masuknya teknologi akan berubah dengan sendirinya.
Lain halnya dengan negara maju yang sudah memasuki abad informasi dengan membentuk masyarakat informasi. Bahkan lebih dari itu masyarakatnya sudah merupakan masyarakat yang berpengetahuan yang dikemal dengan knowledge based economy.
Di samping itu, ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan informasi, dan menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting di era reformasi sekarang ini, terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan manfaat tapi ada kelompok-kelompok yang menderita dari penggunaan ICT pada kehidupan. Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak yang berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi harus harus secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.
Tugas kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal masyarakat kita menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan masyarakat kita dari kemikinan. Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk dapat memasuki masyarakat informasi.





DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. 1993. Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi vol 5 dan 6. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
Jimmy L. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Tanudikusumah. 1984. Citra Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tata Sutabri. 2004. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Gramedia Pustaka.
Wahyudi. 1992. Teknologi Informasi dan  Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Ar-Ruzz Media.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Story Telling

Pengaruh Kegiatan Story Telling Terhadap Pertumbuhan Minat Baca di TK Raudhatul Athfal Perwanida 3 Palembang         Disusun Oleh: Netty Cayati (1730403060) Dosen Pengampu : Rani Kurnia Vlora, S.IP; M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2018 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/ pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesada...

Makalah Katalog

Penggunaan Katalog Manual Dalam Proses Temu Kembali Informasi Pemustaka Di Yayasan Nurul Iman Sekip Jaya, Palembang Oleh Nama                         :   Netty Cayati Nim                :   (17 30403060 ) Kela                :   17 Pus B Mata Kuliah Pengkatalogan Buku Dan Non Buku Dosen Pengampu Rani Kurnia V lora, S.IP, M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2018      I.           PENDAHULUAN ABSTRAK K atalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskripti...

semangat

Jalani hidup ini dengan menerima apa yang telah di tentukan dari yang Maha Kuasa. Tak perlu banyak mengeluh