Langsung ke konten utama

Sikap Komunikasi Pada Kelompok Organisasi Publik dan Massa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Komunikasi kelompok publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar. Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan  keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.
Tujuan Komunikasi Publik memberi informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi untuk memberi hiburan. Pentingnya komunikasi publik dalam organisasi organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri.










1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimkasud dengan komunikasi kelompok dan komunikasi public ?
2.      Bagaimana  prinsip dasar komunikasi kelompok ?
3.      Bagaimana bentuk komunikasi (karakteristik dan perbedaannya) ?
4.      Bagaimana sikap komunikasi pada kelompok organisasi public dan massa?


1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu komunikasi kelompok dan komunikasi massa
2.      Untuk mengetahui prinsip dasar komunikasi kelompok
3.      Untuk mengetahui bentuk komunikasi, karaktristik, serta perbedaannya
4.      Untuk mengetahui sikap komunikasi pada kelompok organisasi public dan massa









BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Komunikasi Kelompok Public dan Komunikasi Massa

A.  Komunikasi Kelompok Public

Komunikasi kelompok publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media.[1]
Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Komunikasi publik sering juga disebut dengan komunikasi massa. Namun, komunikasi publik memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan komunikasi massaKomunikasi massa merupakan komunikasi yang lebih spesifik, yaitu suatu komunikasi yang menggunakan suatu media dalam menyampaikan pesannya.
Tujuan Komunikasi Publik memberi informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi untuk memberi hiburan.
Pentingnya komunikasi publik dalam organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi telah menyadari pentingnya komunikasi public ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran CCTV dan poster.

Ciri-ciri komunikasi publik
·       Satu pihak (pendengar ) cenderung lebih pasif.
·       Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
·       Umpan balik yang diberikan terbatas
o   Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah.
·       Dihadiri oleh sejumlah besar orang
·       Biasanya telah direncanakan
·       Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan dan membujuk

B.     Pengertian Komunikasi Massa       
Komunikasi massa[2] adalah proses komunikasi dengan menggunakan media massa. Contoh Media Massa 1. Cetak : surat kabar, majalah, dan lain-lain, non cetak, radio, TV, internet, film.
Komunikasi Massa Menurut Para Ahli:
• Joseph R. Dominick Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.
• Jalaluddin Rakhmat Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Ciri-ciri komunikasi massa menurut Narudin (2004)
• Komunikator melembaga
• Pesan bersifat umum
• Komunikasi berlangsung satu arah
• Komunikasi bersifat heterogen
• Menimbuklkan keserempakan
• Mengandalkan peralatan teknis
• Dikontrol oleh gatekeeper

Fungsi Komunikasi Massa Dominick:
1. Surveillance (pengawasan) - Warning before surveillance (pengawasan peringatan) ==>fungsi yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ssuatu yang berupa ancaman, contoh bahaya tsunami, banjir, gempa, kenaikan harga, dll. -Instrumental surveillance (pengawasan instrumental) ==>penyebaran/penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari contoh resep masakan, produk-produk baru, dll.
2. Interpretation (penafsiran) Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
3. Lingkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu
4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai) ==>fungsi sosialisasi: cara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok
5. Entertainment (hiburan) ==>banyak kita jumpai pada media televisi dan radio
Efek Komunikasi Massa Menurut Onong Uchyana Effendi (2006) yang termasuk efek komunikasi massa adalah
1. Efek Kognitif → Pengetahuan
2. Efek Afektif → Perasaan, emosi
3. Efek Konatif atau Efek Behavioral → Perilaku

C. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya
1.      Kelompok primer dan sekunder
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1.      Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2.      Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal
3.      Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
4.      Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5.      Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

2. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.


3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar.

            Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

2.2 Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan  keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam sesuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :
a.       Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
b.      Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.
c.       Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.
d.      Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

2.3 Bentuk Komunikasi (Karakteristik dan Perbedaannya)

A.  Komunikasi organisasi
 Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang seifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of message within a network of interdependent relationship).
 Karakteristik komunikasi oganisasi:

 1.      terjadi komunikasi vertical

2.      terjadi komunikasi horizontal

3.      komunikasi dapat terjadi secara satu arah maupun dua arah

4.      ada pembagian tugas dan peran yang jelas

5.      umumnya memiliki peserta yang banyak

6.      ada peraturan yang sifatnya mengikat 

Tabel.1 Perbedaan Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Organisasi


Komunikasi kelompok

Komunikasi organisasi

Bersifat informal

Bersifat formal

Pembagian tugas kurang jelas

Ada pembagian tugas yang jelas, hierarki

Walaupun ada pembagian tugas, biasanya komunikasi kelompok melibatkan seluruh anggota dalam menyuarakan pendapat, tidak terlalu melihat posisi

Komunikasi bersifat birokrasi,

Saling bergantung satu sama lain

Tidak mengikat

Mengikat

Untuk tujuan jangka pendek

Untuk tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang

Mengenal satu sama lain, secara personal

Lebih mengenal seseorang berdasarkan peran atau posisinya, sehingga sering terjadi dalam komunikasi organisasi perkataan manajer lebih didengar daripada perkataan karyawan biasa

Ada norma yang dibuat dan diakui bersama

Ada peraturan yang dibuat satu orang atau orang tertentu dan sifatnya memaksa, ada konsekuensi besar yang harus diperoleh apabila melanggar


B.  Komunikasi massa/mass communication

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiens yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak, cepat, dan pada waktu yang sama.

·         Karakteristik komunikasi massa:

1.      Ditujukan kepada khlayak luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak saling mengenal batas geografis-kultural

2.      Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Kegiatan penciptaan pesan melibatkan orang banyak dan terorganisasi

3.      Pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu dalam menjangkau khlayak yang luas

4.      Penyampaian pesan cenderung satu arah

5.      Kegiatan komunikasi terencana, terjadwal, dan terorganisai

6.      Penyampaian pesan bersifat berkala, tidak temporer

7.      Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia

8.      Sekumpulan orang yang dimuat komunikator dan komunikan tidak mengenal

9.      Kumpulan orang-orang yang tidak sama latar belakangnya



2.4 Sikap Komunikasi pada Kelompok Organisasi Public dan Massa

Alam melakukan komunikasi, kita juga perlu memperhatikan sikap kita dalam pelaksanaannya. Sikap berkomunikasi itu sendiri merupakan komponen yang terkait pada diri komunikator yang menentukan keberhasilan dan keefektifan komunikasi yang dilakukannya kepada komunikan. Sikap berkomunikasi yang dibawakan seseorang dalam berkomunikasi dapat meningkatkan dan juga dapat melemahkan suatu hubungannya dengan orang lain. [3]
            Komunikasi publik merupakan berbicara di depan orang banyak (public speaking) yang membutuhkan keterampilan komunikasi khusus (special communication skills) yang perlu  digunakan untuk mengkomunikasikan pesan secara efektif. Publik biasanya dipahami sebagai sebuah kelompok besar orang (large group of people). Ringkasnya, komunikasi kepada orang banyak (massa). Komunikasi publik sering disetarakan dengan komunikasi massa, yakni komunikasi melalui media massa, meski komunikasi publik tidak selalu dilakukan melalui perantara media massa. Sedangkan komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
            Dalam ilmu komunikasi yang terpenting bukan saja pesan yang disampaikan namun juga bagaimana caranya pesan itu disampaikan. Itulah mengapa para ahli komunikasi menganjurkan agar berhasil dalam berkomunikasi, maka dipakai seluruh cara demi suksesnya informasi yang disampaikan. Manusia adalah mahluk yang unik dalam melakukan komunikasi, karena setiap individunya memiliki potensi yang berbeda dalam cara berkomunikasi (komunikasi verbal) serta sikap dan kepribadiannya (komunikasi non verbal). Manusia sebagai pelaku komunikasi harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi secara efektif.
Kunci untuk dapat berkomunikasi secara efektif adalah perilaku diri terhadap lawan bicara yang dapat disesuaikan dengan budaya, perilaku, agama, status sosial, usia, maupun pendidikan. Misalnya diperhatikan pada saat sedang berkomunikasi yaitu lihatlah lawan bicara, suara kita harus terdengar jelas, mudah dimengerti serta singkat (dengan tata bahasa yang baik), ekspresi wajah haruslah menyenangkan dan sebagainya.











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Komunikasi kelompok mempunyai pengertian sebagai berikut interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Di dalam komunikasi kelompok juga mencakup tentang prinsip, klasifikasi dan karakteristik komunikasinya, fungsi kelompok serta faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok. Sedangkan Komunikasi organisasi mempunyai oengertian sebagai berikut pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Serta mencakup pendekatan-pendekatan yang terkait dalam komunikasi organisasi, selain itu terdapat pula jaringan komunikasi dan arus dalam komunikasi. Serta format interaksi komunikasi organisasi terdiri dari komunikasi interpersonal, publik dan komunikasi kelompok kecil.











DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Anwar, 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. Bandung: Armico.
Muhammad, Arni. 1989. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyana Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Jakarta: Pustaka Media
Wardhani. Hamid Morissan. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indah


[1] Arifin, Anwar, 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. (Bandung: Armico) Hlm 105.

[2] Wardhani. Hamid Morissan. 2010. Teori Komunikasi Massa. (Bogor: Ghalia Indah). Hlm 86


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Story Telling

Pengaruh Kegiatan Story Telling Terhadap Pertumbuhan Minat Baca di TK Raudhatul Athfal Perwanida 3 Palembang         Disusun Oleh: Netty Cayati (1730403060) Dosen Pengampu : Rani Kurnia Vlora, S.IP; M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2018 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/ pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesada...

Makalah Katalog

Penggunaan Katalog Manual Dalam Proses Temu Kembali Informasi Pemustaka Di Yayasan Nurul Iman Sekip Jaya, Palembang Oleh Nama                         :   Netty Cayati Nim                :   (17 30403060 ) Kela                :   17 Pus B Mata Kuliah Pengkatalogan Buku Dan Non Buku Dosen Pengampu Rani Kurnia V lora, S.IP, M.A PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2018      I.           PENDAHULUAN ABSTRAK K atalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskripti...

semangat

Jalani hidup ini dengan menerima apa yang telah di tentukan dari yang Maha Kuasa. Tak perlu banyak mengeluh